About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful.

Sabtu, 25 September 2010

Lingkungan Rusak karena Salah Kebijakan

Rabu, 22 September 2010 16:07 WIB
JAKARTA--MI: Ahli Perkotaan dan Lingkungan Hidup Universitas Tarumanegara Dr Darrundono mengatakan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi saat ini di tanah air karena kesalahan kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah.

"Kebijakan-kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah selama ini tidak ramah lingkungan," kata Darrundono dalam diskusi bertema ancaman kolapsnya kota-kota pesisir di Indonesia yang digelar Institut Hijau di Jakarta, Rabu (22/9).

Kerusakan lingkungan akibat kesalahan kebijakan itu akan semakin parah jika ditambah dampak perubahan iklim, kata Darrundono. Seperti yang terjadi di Kota Jakarta, pembangunan rumah susun maupun pusat perbelanjaan telah mengorbankan lahan-lahan yang seharusnya berfungsi sebagai penyangga lingkungan dan penyerap air.

Pembangunan vila-vila di kawasan puncak juga mengambil 30 persen lahan pertanian. Dari 226 situ di Jabodetabek hanya 33 yang berfungsi maksimal secara ekologis, ekonomis maupun estetika. Akibatnya Jakarta kerap dilanda banjir, sulit mendapat air tanah dan sudah masuknya (intrusi) air laut hingga terjadi penurunan daratan.

Peristiwa terbaru amblasnya Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara yang disebabkan interupsi air laut. Diprediksikan peristiwa serupa juga akan dialami beberapa kawasan di Jakarta. Darrundono mengatakan, karena perubahan iklim diprediksikan pada 2020 air muka Teluk Jakarta merambat 15 meter dari garis pantai.

Ketua Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad mengatakan, selain Jakarta, kota-kota besar lainnya di Indonesia juga terancam kolaps baik secara lingkungan hidup maupun keadilan lingkungan juga secara ekonomi. Kota-kota besar tersebut terancam kolaps karena alam dieksploitasi secara besar-besaran dan tata ruang yang amburadul. Pengaruh perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya perpaduan turunnya tanah dan naiknya permukaan air laut. "Jakarta mengalami interupsi air laut dan pasang yang peningkatannya signifikan sedangkan Semarang hampir setiap hari mengalami pasang," katanya.

Menurutnya, reklamasi bukanlah solusi tapi justru menimbulkan masalah lain, yang dibutuhkan adalah perubahan fundamental paradigma pengelolaan lingkungan.

analisis:
 analisis saya akan lebih membahas mengenai jakarta, terkait dengan isu tenggelamnya jakarta tahun 2100.
seperti yang dikatakan Guru Besar Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Safwan Hadi bahwa setiap tahunnya tanah di DKI Jakarta turun hingga 12 sentimeter akibat pengambilan air tanah dan beban bangunan. jakarta diperkirakan  Bisa tenggelam hingga mencapai ketinggian setengah meter.
dahulu kota Jakarta  bukan merupakan tempat hunian karena wilayah Jakarta didominasi puluhan rawa dan dilintasi puluhan sungai.  Hal ini terbukti dari tidak adanya kerajaan besar pada jaman dulu yang mendirikan pusat pemerintahan di Kota Jakarta.
pesatnya penggerukan dan pembangunan sudah dilakukan sejak masa Belanda menjajah Indonesia.
pada masa Belanda, mereka melakukan pengurukan di sejumlah wilayah di Jakarta secara serampangan sehingga mengakibatkan penurunan tanah serta amblasnya permukaan daratan Jakarta.  puluhan anak sungai diuruk tanah oleh Belanda untuk dijadikan hunian sehingga banyak anak sungai yang hilang karena pengurukan itu.
Kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang seperti terus dilakukannya pengurukan. untuk pembangunan gedung-gedung tinggi, hotel2, apartemen, mal, dan lain sebagainya.
 pemerintah sekarang ini hanya melanjutkan pembangunan dengan tidak mempertimbangkan sistem tata kota yang tepat. seharusnya pemerintah memiliki pengetahuan yang besar mengenai hal ini untuk menghindari kesalahan2 yang akan timbul dimasa depan. seperti yang kita ketahui saat ini isu2 mengenai etika dalam mengerjakan segala sesuatu menjadi bagian yang sangat penting dalam masyarakat, ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menjaga lingkungan hidup yang dititipkan oleh generasi diatas kita untuk diwariskan ke generasi dibawah kita.
alam kita semakin di eksploitasi secara besar-besaran dengan gaya hidup kita yang tidak peduli lingkungan dan ditambah dengan sistem tata kota yang tidak matang ( pada masa belanda, mereka membangun tanpa memperhatikan hal-hal buruk yang mungkin timbul dimasa depan, hal ini sudah pasti.. karena negera ini adalah negara jajahan, jadi mereka tidak menaruh perhatian lebih terhadap kita. dan mungkin karena teknologi dan pengetahuan tentang pembangunan pada masa itu masih belum baik, parahnya hal ini dilanjutkan sampai sekarang bagi kita yang sudah hidup di zaman ini) 
akiibat ketidaktegasan pemerintah dalam hal pembatasan pembangunan dan pengambilan air tanah di beberapa daerah di Ibukota yang dekat dengan laut membuat kota ini tenggelam. 
solusi :
~ pemerintah seharusnya mengkaji dan menata ulang perencanaan tata ruang DKI jakarta dengan pengetahuan yang ter-up-date dengan zaman sekarang serta memperhatikan pengerjaan dengan etika-etika lingkungan..
~ sebaiknya pemerintah sebisa mungkin menekan dan mengurangi pembangunan di kota jakarta untuk mengurangi beban yang besar dan memberikan lebih banyak ruang untuk saluran air dan penanaman pohon-pohon agar dapat menopang kota ini dan mencegah banjir yang sudah menjadi masalah langganan tetap dan  turun temurun  di kota Jakarta. 
~ harus dibuat tanggul untuk mencegah air laut masuk. Seperti yang ada di Belanda. Indonesia masih perlu belajar dari Belanda (sekarang teknologi dan pengetahuan tata kota mereka sudah jauh lebih baik)

sekian~
~heRna~




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

5 komentar:

desy^_^ mengatakan...

jika lahan hijau d ambil terus menerus utk kepentingan investasi maka akn merugikan bnyk org sekitar. dampak yg akn d rasakan mngkn tdk skrg tp mngkn beberapa puluh thn ke depannya. mentri lingkungan hrs bs bekerja sama dgn pengusaha2 agar tidak hnya memikirkn keuntungan semata tp juga memikirkn efeknya.
jika begini terus,bs2 bnr tenggelam kota kita...

Merry Len Walker mengatakan...

uh... akhir2 ini memang cuaca tidak menentu. Beberapa hari panas kemudian hujan besar. yang seharusnya musim kemarau seperti saat ini malah hujan besar hingga menjebol atap mall. hehe...

kita sekarang benar2 harus bisa menjaga lingkungan nih biar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti bencana alam. Kita harus mulai menanam pohon dari sekarang. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?

Veranica Zhang mengatakan...

banjir yg terjadi adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Seharusnya warga Jakarta sadar akan kondisi lingkungan yg tak menentu ini. Jadi, mari lakukan go green untuk menanggulangi banjir. Hehehe

ver'z^^

Vivi d'sei mengatakan...

kalau dikaitkan dengan hukum sebab-akibat, rasany orang2 dulu menabung 'sebab' banyak2,, nah, sekarang ini mereka sedang menuai 'akibat'nya plus dengan bunga2ny,,

karena dulu waktu dilakukan pengerukan tidak berakibat apa2, makanya orang2 terus melakukannya, tanpa memikirkan akibat kedepannya..

@merry : hehe,, ini bukan masalah 'mencegah lebih baik daripada mengobati',, tapi yg benar tu,, 'lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali',,

My First Blog ^^ mengatakan...

ini sih bukan salah kebijakan lagi lohhhh ... ini uda bisa dibilang karna keegoisan dan kegoblokan para pejabat diatas sana ..
pokok nya kalo ada masalah public dalam suatu negara .. satu2 nya yg patut disalahkan adalah pemerintah .. :P

Posting Komentar